
Kemudian yang menjadi pertanyaannya adalah sudahkah Bunda merencanakannya?
Perlu Bunda ketahui bahwa rata-rata orang bekerja pada usia 25 dan pensiun ketika usia 55, dimana dalam 30 tahun tersebut setiap orang akan mulai membangun asset secara finansial. Tujuan finansial setiap individu adalah:
- Pendidikan anak yang terjamin
- Menikmati masa pensiun
- Mempertahankan standar hidup keluarga apabila Bunda sakit kritis atau bahkan meninggal dunia
- Mencapai kebebasan finansial
Tips Merencanakan Keuangan untuk pendidikan anak
1. Membuat Anggaran
Sebagai contoh ketika bulan Mei – Juni biasanya anak kita yang duduk di bangku SMU kelas tiga sedang persiapan Ujian Nasional sehingga Bunda perlu menganggarkan biaya yang lebih besar daripada bulan-bulan sebelumnya. Apabila Bunda tidak memiliki rencana anggaran sebelumnya maka Bunda akan mengalami kesulitan untuk mengatur keuangan keluarga pada bulan tersebut.
Bunda perlu memiliki rencana anggaran keuangan keluarga dan disiplin melaksanakannya sesuai anggaran yang telah dibuat. Jadi yang lebih penting bagi kita adalah lebih berhati-hati dalam membelanjakan pendapatan keluarga.
2. Menciptakan dan Memulai Rencana Investasi

Dalam menghitung perkiraan biaya pendidikan anak, Bunda dapat mengasumsikan bahwa kenaikan biaya pendidikan adalah 10 – 30% per tahun. Angka 10 – 30% ini tergantung dari asumsi masing-masing Bunda, sehingga setiap orang bebas untuk menentukan persentase kenaikan biaya pendidikan pertahun. Disini saya mengasumsikan bahwa kenaikan biaya pendidikan pertahun adalah 10% dan apabila tahun ini Uang Pangkal masuk SMU adalah Rp 4 juta, maka tahun depan angka tersebut diperkirakan menjadi Rp 4 juta x 110% = Rp 4 juta x 1,1 = Rp 4.400.000. Apabila anak Bunda berusia 3 tahun dan masuk SMU pada usia 15 tahun maka perkiraan Uang Pangkal masuk SMU nanti dapat dihitung dengan mengulangi perkalian tersebut sampai 12 kali ( Rp 4 juta x 1,1 x 1,1 x 1,1 … (sampai 12 kali)).
Dengan cara ini Bunda dapat memperkirakan besarnya pendapatan yang harus di investasikan untuk pendidikan anak selama beberapa tahun kedepan. Media investasi pun bermacam-macam sesuai dengan risiko dan besarnya harapan pengembalian di masa depan. Jenis investasi yang tergolong kurang berisiko yang dapat Bunda pilih adalah tabungan dan deposito. Tabungan dan Deposito merupakan produk perbankan yang memberikan kemudahan transaksi dalam berinvestasi. Dalam jangka panjang, investasi emas lebih menjanjikan pengembalian yang lebih besar pada masa mendatang.
3. Mempersiapkan Dana Darurat

Menurut Safir Senduk, apabila besarnya penghasilan keluarga Bunda adalah Rp 2 juta per bulan dan memiliki pengeluaran sebesar Rp 1,5 juta per bulan maka Bunda membutukan jumlah Dana Cadangan sebesar tiga sampai enam bulan pengeluaran keluarga. Ini berarti besarnya Dana Cadangan yang harus disiapkan adalah Rp 4,5 s/d 9 juta dalam rekening Bunda sebagai persediaan apabila keluarga harus mengalami kehilangan penghasilan. Akantetapi apabila penghasilan keluarga Bunda tidak stabil maka jumlah Dana Cadangan yang disarankan adalah sebesar 12 bulan pengeluaran bulanan atau setara Rp 18 juta bila pengeluaran keluarga mencapai Rp 1,5 juta per bulan. Jadi intinya adalah semakin besar risiko tidak berpenghasilan sebuah keluarga maka semakin besar pula jumlah Dana Cadangan yang sebaiknya dimiliki.
Media penyimpanan dana cadangan yang Bunda pilih harus memenuhi kriteria aman dan likuid. Layanan perbankan yang dapat digunakan untuk menyimpan dana cadangan adalah tabungan, giro, dan deposito. Khusus deposito sebaiknya masa jatuh tempo tidak terlalu lama yaitu satu atau tiga bulan. Selain solusi perbankan diatas Bunda dapat menyimpan dana cadangan di lemari besi keluarga. Yang perlu diperhatikan dalam menyimpan dana cadangan adalah jangan memiliki dana cadangan terlalu banyak karena dana tersebut akan disimpan dalam tempat yang bunganya kecil bahkan tidak berbunga jika disimpan di lemari. Sehingga apabila Bunda memiliki jumlah Dana Cadangan yang terlalu besar maka ini berarti sebagian dari dana Bunda tidak akan produktif.
4. Mengajari anak akan investasi
Bunda perlu mengajari anak tentang uang, bagaimana kita membutuhkan uang untuk membuat pilihan dan bagaimana uang dapat membawa kita ke jalur yang salah jika kita tidak berhati-hati menanganinya. Jelaskan kepada anak-anak tentang rencana finansial Bunda, unit-unit investasi, asuransi ataupun warisan. Semua informasi ini dapat memberikan kepercayaan pada anak-anak Bunda tentang pentingnya perencanaan keuangan di masa depan.
Semoga Cerita ini sedikit menginspirasi Bunda dalam merencanakan keuangan untuk pendidikan anak
Teimakasih,Salam BundaNews.com
Referensi:
1. Perencanaan Keuangan
2. Keuangan Yang Baik
3. Perkiraan Biaya Pendidikan
4. Dana Cadangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar,baik buruk akan kami terima demi sempurnanya blog ini,tapi tetep jaga kesopanan