'''''''''SUDAHKAH ..ANDA ..SHOLAT ..HARI.. INI'''''''''

Jumat, 20 Juli 2012

BEBERAPA KEKELIRUAN YANG SERING KITA LAKUKAN DLM MASJID


Masjid adalah tempat pembinaan umat yang sangat penting. Di tempat yang mulia ini ada adab-adab yang perlu diperhatikan ketika kita berhubungan dengan masjid, namun banyak kaum muslimin yang melalaikan adab-adab tersebut padahal mereka berada di rumah-rumah milik Allah. Di sini insya Allah akan sedikit dibahas beberapa kesalahan yang paling sering terjadi.


1.      Memakai Pakaian yang Tidak Bagus Ketika Shalat
Kaum Muslimin yang semoga dirahmati Allah ta’ala, Allah tidak hanya memerintahkan kita untuk sekedar memakai pakaian yang menutup aurat, akan tetapi memerintahkan kita pula untuk memperbagus pakaian apalagi ketika ke masjid.
 Allah berfirman, “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (QS. Al A’raf [7]: 31).
 Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam kitab tafsirnya bahwa dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa kita disunnahkan berhias ketika shalat, lebih-lebih ketika hari Jumat dan hari raya. Dan termasuk perhiasan adalah siwak dan parfum.
Namun sekarang banyak kita jumpai kaum muslimin yang ketika pergi ke masjid hanya mengenakan pakaian seadanya padahal ia memiliki pakaian yang bagus. Bahkan tidak sedikit yang mengenakan pakaian yang penuh gambar atau berisi tulisan-tulisan jahil. Akibatnya, mau tidak mau orang yang ada di belakangnya akan melihat dan membaca sehingga rusaklah konsentrasinya.

2.      Terburu-buru Berjalan ketika Mendengar Iqomah dan Tidak Segera Shalat Bersama Imam Ketika Masbuk
Dari Abu Huraira ra, ia berkata: Aku mendengar Rosululloh bersabda: “Bila iqomat untuk shalat telah dikumandangkan,janganlah mendatanginya dengan berlari tapi datangilah dengan berjalan, dan tetaplah tenang, maka ikutilah sholatpd raka’at yang kalian dapatkan sedangkan raka’at yang tertinggal sempurnakanlah karena sesungguhnya salah seoranng kamu bila menuju shalat(masjid)berarti ia telah berada dlm keadaan shalat” (Muttafaq’alaih)
Seorang yang khawatir ketinggalan shalat (masbuk) hendaklah tetap berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa apalagi sampai berlari untuk menuju ke masjid. Rasulullah bersabda, “Jika kalian mendengarkan iqomat, hendaklah berjalan untuk shalat. Wajib bagimu untuk mendatanginya dengan tenang dan janganlah lari terburu-buru. Apa yang kalian dapati bersama imam maka kerjakanlah dan yang kurang sempurnakanlah.” (HR. Bukhari)
Kadang ada makmum masbuk yang ketika mendapati imam yang sedang sujud tidak segera takbirotul ihrom dan sujud, tetapi justru menunggu sampai imam berdiri. Perbuatan ini bertentangan dengan sunnah, berdasarkan hadis di atas dan hadits: “Sesungguhnya imam itu dijadikan panutan, jika ia bertakbir maka bertakbirlah, jika ia sujud maka bersujudlah dan jika ia bangun maka bangunlah.” (HR. Muslim)

3.      Duduk Sebelum shalat tahiyatul masjid
Sholat Tahiyatul Masjid
(1). Perintah sholat tahiyatul masjid
Jika salah seorang diantara kalian memasuki masjid, maka hendaknya dia tidak (langsung) duduk sehingga dia melakukan sholat dua rakaat (terlebih dahulu)” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dalil yang lainnya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahwa Nabi SAW pernah menyuruh Salik Al-Ghatfani untuk melakukan sholat dua rakaat tahiyatul masjid (ketika dia masuk masjid pada hari jum’at disaat Nabi SAW sedang menyampaikan khutbah dan Salik duduk sebelum shalat tahiyatul masjid) (HR Al-Bukhari dan Muslim)
 (2)- Hukum sholat tahiyatul masjid
Imam An Nawawi mengatakan,” Para ulama telah bersepakat mengenai disunahkannya sholat tahiyatul masjid, dan dimakruhkan duduk sebelum melaksanakan sholat tahiyatul masjid, keculai bila ada udzur (maka tidak makruh—pen),
(3) Shalat Tahiyatul Masjid Ketika khutbah
Ada dua pendapat menanggapi masalah ini:

1. Tetap menganjurkan salat Tahiyyatul Masjid, namun hendaknya dilakukan secara ringkas saja. Dalam melakukan salat 2 rekaat itu jangan diperpanjang. (Pendapat ulama Syafi'iyah dan Hanbaliyah,)

Diriwayatkan dari Abi Sa'id ra. "Ada seseorang masuk masjid pada hari Jum'at, dan Rasulullah saw. sedang khutbah di atas minbar. Maka lantas Rasul memerintahkannya untuk melakukan salat dua rekaat."

2. Tahiyyatul Masjid dianggap sudah gugur begitu khutbah dimulai. Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, "Jika salah satu di antara kalian masuk masjid, sementara imam telah di atas minbar (khutbah) maka jangan lagi salat dan bercakap-cakap". (Pendapat ulama Hanafiyah dan Malikiyah.)

4.      Berbicara saat khotib berkhotbah
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Jika pada hari Jumat engkau berkata kepada kawanmu ‘Diamlah’, sedangkan imam sedang berkhutah, maka sungguh engkau berbuat sia-sia.” (HR. al-Bukhari:  dan HR. Muslim: )
"Barangsiapa berbicara pada sholat Jum'at ketika imam sedang berkhutbah, maka ia seperti keledai yang memikul kitab-kitab. Dan orang yang berkata: "Diamlah", tidak ada Jum'at baginya." (HR Ahmad)
"Apabila kamu mengatakan kepada temanmu, 'Diamlah', padahal imam sedang berkhutbah, maka kamu telah berbuat sia-sia (pahala kamu menjadi sia-sia)." (HR Abu Hurairah)
"Apabila kamu menegur kawanmu saat ...imam berkhotbah pada shalat jum'at dengan ucapan: "dengarkan", maka pahala shalat jum'atmu menjadi batal." (HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan:
Ketika khatib sedang berkhotbah maka kita harus diam mendengarkan serta tidak boleh berbicara, kendatipun menegur orang lain yang sedang berbicara atau mengobrol dengan ucapan "Diamlah!" atau "Dengarkanlah!"
Termasuk dlm hal ini: orang yang bersin tidak disyariatkan mengucapkan ‘alhamdulillah’ dengan suara terang. Oleh karena itu, (jika dia mengucapkan ‘alhamdulillah’) maka dia tidak berhak untuk dijawab.”

5.      Tidak Meluruskan Shaf dan Enggan di Shaf Pertama
Di banyak masjid, kerapian, kelurusan dan kerapatannya shaf shalat berjamaah sering kali diabaikan. Padahal shaf yang tidak rapat akan mengganggu ketenangan shalat.
Rasulullah bersabda, “Luruskanlah shafmu atau Allah akan menaruh permusuhan dan kemarahan dalam hati kalian.” (HR. Muslim). Sahabat Nu’man bin basyir radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami melihat salah satu di antara kami menyentuhkan pundaknya dengan pundak temannya”  Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, Artinya, “Luruskan shafmu, karena sesungguhnya meluruskan shaf itu merupakan bagian dari kesempurnaan shalat”. (Muttafaq ‘Alaih).
Selain itu, kadang seseorang malas berada di shaf pertama dan lebih suka berada di shaf belakang. Bahkan ia malah mempersilakan orang lain mengisi shaf pertama sementara ia sendiri ada di belakang.  Rasulullah bersabda, “Andaikan manusia tahu betapa besar pahala orang yang menjawab azan dan shaf yang pertama, lalu ia tidak mendapatkannya kecuali dengan undian tentu ia akan mengikutinya.” (HR. Bukhari)

6.      Mengkhususkan Bersalaman setelah salam/shalat

Anjuran Bersalaman
Pada dasarnya bersalaman adalah mubah (boleh), bahkan ada yang mengatakan sunnah karena hal itu dapat memunculkan kecintaan dan kasih sayang serta menguatkan ikatan persaudaraan. 
Keutamaan salaman telah diriwayatkan oleh beberapa hadits. Salah satunya hadits Hudzaifah bin al Yaman, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ”Sesungguhnya seorang mukmin apabila bertemu dengan mukmin lainnya lalu dia mengucapkan salam kepadanya serta menjabat tangannya maka akan gugurlah kesalahan-kesalahan keduanya seperti rontoknya dedaunan dari pepohon." (HR. al-Thabrani di dalam “al Ausath”. Al Mundziriy mengatakan di dalam “at Targhib wa at Tarhib” bahwa aku tidak mengetahui jika di antara para perawinya terdapat seorang pun yang cacat.”
Dari Salman al Farisi, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ”Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya lalu menjabat tangannya maka dosa-dosa keduanya akan gugur sebagaimana rontoknya dedaunan dari pohon kering pada hari bertiupnya angin kencang dan akan diampuni dosa keduanya walaupun dosa keduanya seperti buih di lautan.” (HR. al-Thabrani dengan sanad hasan)
Diriwayatkan juga dari Al Barra’, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan kecuali akan diampuni dosa keduanya selama belum berpisah.” (Shahih Abu Dawud, 4343).
Ka’ab bin Malik mengatakan: “Aku masuk masjid, tiba-tiba di dalam masjid ada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berlari menyambutku, menjabat tanganku dan memberikan ucapan selamat kepadaku.” (HR. Al-Bukhari 4156).
Diriwayatkan dari Qatadah, ”Aku berkata kepada Anas bin Malik, ’Apakah bersalaman dilakukan oleh para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,” Anas menjawab, ”Ya". (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Hadits-hadits keutamaan salaman di atas menerangkan bahwa salaman yang dianjurkan adalah dilaksanakan pada saat seseorang bertemu dengan saudaranya. Dan menurut Imam An-Nawawi, berjabat tangan (salaman) telah disepakati sebagai bagian dari sunnah ketika bertemu. Ibn Batthal juga menjelaskan, “Hukum asal jabat tangan adalah satu hal yang baik menurut umumnya ulama.” (Syarh Shahih Al-Bukhari Ibn Batthal, 71/50).
Mengkhususkan Salaman Setelah Shalat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya tentunya sangat memahami keutamaan salaman. Namun, tidak didapatkan satu riwayatpun bahwa mereka menghususkan bersalaman setelah selesai melaksanakan shalat, baik wajib maupun sunnah. Berarti bersalaman sesudah shalat tidak dikenal pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan khulafaur rasyidin. Sedangkan hadits-hadits yang menyebutkan bersalaman itu pada saat seseorang bertemu dengan saudaranya.

7.      Jual Beli Dalam Masjid
Jual beli di dalam masjid hukumnya haram, berdasarkan hadits: “Apabila kalian melihat orang menjual atau membeli barang dalam masjid maka katakan kepadanya: “semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual belimu.” (HR. Tirmidzi). Hadits ini juga memerintahkan kita yang melihatnya untuk mengatakan: ‘Semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual-belimu’ sebagai teguran dalam bentuk doa, karena memang masjid dibangun bukan untuk jual beli.

SUMBER :www.muslim.or.id dng beberapa tambahan dari sumber yg lain


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar,baik buruk akan kami terima demi sempurnanya blog ini,tapi tetep jaga kesopanan