'''''''''SUDAHKAH ..ANDA ..SHOLAT ..HARI.. INI'''''''''

Kamis, 17 Februari 2011

Dalil-Dalil Keharusan Bersedekap Saat I'tidal

Sabtu, 30 Januari 2010


BERSEDEKAP SAAT I'TIDAL

DALIL-DALIL KEHARUSAN BERSEDEKAP SAAT I’TIDAL

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ كَانَ النَّاسُ يُؤْمَرُونَ أَنْ يَضَعَ الرَّجُلُ الْيَدَ الْيُمْنَى عَلَى ذِرَاعِهِ الْيُسْرَى فِي الصَّلَاةِ
1- Dari Sahl bin Sa’d ra, ia berkata: Adalah orang-orang (Shahabat) diperintahkan (Nabi Saw), bahwa seseorang meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya dalam shalat. (SR. Bukhary, bab meletakkan tangan kanan atas tangan kiri dalam shalat: FB 2:152, Shahih Bukhary 1:180, Ahmad: FR 3:173).
إِنَّ مَعْشَرَ الأَنْبِيَاءِ أُمِرْنَا بِتَعْجِيْلِ فِطْرِنَا وَ تَأْخِيْرِ سَحُوْرِنَا وَ أَنْ نَضَعَ أَيْمَانَنَا عَلَى شَمَائِلِنَا قِيْ الصَّلاَةِ
2- Ibnu Abbas berkata: Aku pernah mendengar Nabiyullah Saw. bersabda: Sesungguh-nya kami golongan Nabi-nabi diperintah melekaskan buka puasa, melambatkan sahur dan hendaklah kami meletakkan tangan-tangan kami atas tangan-tangan kiri kami dalam shalat. (SR. Thabrany: Majma’udz-Dzawa-id 2:105)

عَنْ وَائِلٍ بْنِ حُجْرٍ رض قَالَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ s إِذَا كَانَ قَائِمًا فِيْ الصَّلاَةِ قَبَضَ بِيَمِيْنِهِ عَلَى شِمَالِهِ
3- Dari Wail bin Hujr ra. Ia berkata : Saya pernah melihat Rasulullah saw apabila dalam keadaan berdiri dalam shalat, beliau menggenggamkan tangan kanannya di atas tangan kirinya. (HSR An Nasa’i)
عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ كَبَّرَ رَفَعَ يَدَيْهِ حِذَاءَ أُذُنَيْهِ ثُمَّ حِينَ رَكَعَ ثُمَّ حِينَ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَفَعَ يَدَيْهِ وَرَأَيْتُهُ مُمْسِكًا يَمِينَهُ عَلَى شِمَالِهِ فِي الصَّلَاةِ (أحمد)
4- Dari Waa-il bin Hujr, ia berkata: Saya pernah melihat Nabi Saw. ketika bertakbir be-liau mengangkat kedua tangannya hingga berbetulan dengan dengan kedua telinga-nya, kemudian juga (mengangkat tangan) ketika ruku’, kemudian ketika mengucap ”Sami’allahu liman hamidah” (juga mengangkat kedua tangannya), dan pada waktu itu saya melihatnya dalam keadaan memegang dengan tangan kanannya atas tangan kirinya dalam shalat … … (HR. Ahmad).
عَنْ وَائِلٍ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ حِينَ دَخَلَ وَرَفَعَ يَدَهُ وَ حِينَ أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ وَ حِينَ رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ رَفَعَ يَدَيْهِ وَ وَضَعَ كَفَّيْهِ (أحمد)
5- Dari Waa-il al Hadhrami, ia berkata: Saya pernah shalat di belakang Rasulullah saw, maka beliau takbir ketiak masuk shalat dan mengangkat tangannya, dan ketika beliau ingin ruku’, beliau mengangkat kedua tangannya. Dan ketika beliau mengangkat ke-palanya dari ruku’ , Beliau mengangkat kedua tangannya dan meletakkan kedua telapak tangannya. (Ahmad)
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ s وَ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ الْيُسْرَى عَلَى صَدْرِهِ (إِبْنُ خُزَيْمَةَ
6- Dari Waa-il bin Hujr ra, ia berkata: Aku pernah shalat bersama Rasulullah Saw. dan beliau meletakkan tangan kanannya atas tangan kirinya didada. (R. Ibnu Khuzaimah No.479).
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ (البخاري
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat (HSR. Bukhari)

KITAB-KITAB YANG MENGANJURKAN SEDEKAP DI WAKTU I’TIDAL SETELAH BANGUN DARI RUKU’

ثُمَّ اْلإِعْتِدَالُ الْوَاجِبُ أَنْ يَعُوْدَ بَعْدَ رُكُوْعِهِ إِلَى الْهَيْئَةِ الَّتِيْ كَانَ عَلَيْهَا قَبْلَ الرُّكُعِ سَوَاءٌ صَلاَّهَا قَائِمًا أَوْ قَاعِدًا
8- Kemudian I’tidal yang wajib itu, hendaklah mengembalikan setelah ruku’nya kepada sikap yang sama sebagaimana yang dilakukan sebelum ruku’, baik shalatnya dengan berdiri ataupun duduk. (Kifayatul Akhyar I:67 bab shalat)
وَ رَدَّهُمَا مِنَ الرَّفْعِ إِلَى تَحْتِ الصَّدْرِ أَوْلَى مِنْ إِرْسَالِهِمَا
9- Mengembalikan kedua tangan setelah diangkat (bangun dari ruku’) ke bagian bawah dada, lebih utama daripada menggantungkannya lurus ke bawah. (Fathul Mu’in I:119, Bab Shalat)

فَأَقِمْ صُلْبَكَ حَتَّى تَرْجِعَ الْعِظَامُ : أَيِ الَّتِيْ انْخَفَضَتْ حَالَ الرُّكُوْعِ تَرْجِعُ إِلَى مَا كَانَتْ عَلَيْهِ حَالُ الْقِيَامِ لِلْقِرَاءَ ةِ وَ ذَلِكَ بِكَمَالِ الْإِعْتِدَالِ
10- (Maka luruskanlah tulang punggungmu sehingga tulang-tulang itu kembali ke semu-la), yaitu hingga kembali tulang-tulang yang menurun (membungkuk) sewaktu dalam keadaan ruku’ kepada keadaan semula sewaktu dalm sikap berdiri membaca al fati-hah dan ayat. Dan begitulah I’tidal yang sempurna. (Subulus Salam I:160, Bab Shalat)
وَ سُئِلَ : نَفَعَ اللهُ بِعُلُوْمِهِ وَ مَتَّعَ بِوُجُوْدِهِ الْمُسْلِمِيْنَ هَلْ يَضَعُ الْمُصَلِّيْ يَدَيْهِ حِيْنَ يَأْتِيْ بِذِكْرِ الْإِعْتِدَالِ كَمَا يَضَعُهُمَا بَعْدَ التَّحَرُّمِ أَوْ يُرْسِلُهُمَا ؟ فَأَجَابَ : رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بِقَوْلِهِ اَلَّذِيْ دَلَّ عَلَيْهِ كَلاَمُ النَّوَوِيْ فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ أَنَّهُ يَضَعُ يَدَيْهِ فِي الْإِعْتِدَالِ كَمَا يَضَعُهُمَا بَعْدَ التَّحَرُّمِ
11- Artinya: Telah ditanya (yakni Ibnu Hajar AL Haitami), (semoga Allah SWT membe-rikan kemanfaatan dan keberkatan kepada kaum muslimin dengan ilmu-ilmunya dan keberadaannya)………Apakah orang yang shalat itu meletakkan kedua tangannya ke-tika berdiri I’tidal sebagaimana meletakkannya setelah takbiratul ihram, ataukah menggantungkannya lurus ke bawah? Maka beliau menjawab dengan menunjukkan penjelasan Imam Nawawi dalam kitab syarhil Muhaddzab, sesungguhnya beliau me-letakkan kedua tangannya di waktu berdiri I’tidal, sebagaimana meletakkannya setelah takbiratul ihram. (Al Fatawa al Kubra Al Fiqhiyah 1:39, bab shalat.)

وَ الْإِعْتِدَالُ الْوَاجِبُ هُوَ أَنْ يَعُوْدَ بَعْدَ الرُّكُوْعِ إِلَى الْهَيْئَةِ الَّتِيْ كَانَ عَلَيْهَا قَبْلَ الرُّكُوْعِ سَوَاءٌ صَلَّى قَائِمًا أَوْ قَاعِدًا
12- Dan I’tidal yang wajib itu, bahwa hendaklah mengembalikan setelah ruku’nya kepa-da sikap yang sama sebagaimana yang dilakukan sebelum ruku’, baik shalatnya de-ngan berdiri ataupun duduk. (Syarhul Muhadzdzab III:416 Bab Shalat)
  • Dari dalil-dalil di atas, dapat dipahami bahwa posisi tangan di waktu berdiri setelah takbiratul ihram, setelah ruku’ pertama pada shalat gerhana, dan berdiri setelah sujud tilawah, begitu juga setelah bangun dari sujud kedua dan berdiri setelah duduk at tahiyyat awwal adalah dengan “MELETAKKAN TANGAN KANAN DI ATAS TANGAN KIRI DI DADA”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar,baik buruk akan kami terima demi sempurnanya blog ini,tapi tetep jaga kesopanan