'''''''''SUDAHKAH ..ANDA ..SHOLAT ..HARI.. INI'''''''''

Sabtu, 12 Februari 2011

Mesir Pasca-mundurnya Mubarak

metrotvnews.com

Sabtu, 12 Februari 2011 10:34 WIB
PRESIDEN Mesir Hosni Mubarak akhirnya tidak mampu bertahan menghadapi tekanan dari rakyat untuk mundur dari kursi kekuasaan. Tidak sampai 24 jam setelah menyatakan untuk tetap bertahan, kemarin, Mubarak akhirnya meletakkan jabatan yang sudah 30 tahun ia genggam.

Mubarak memang tidak mengumumkan sendiri pengunduran dirinya sebagai Presiden. Ia meminta Wakil Presiden Omar Sulaeman untuk menyatakan bahwa dirinya mundur dari jabatannya dan selanjutnya tampuk pimpinan pemerintahan diberikan kepada Dewan Jenderal Mesir.

Militer akan menangani jalannya pemerintahan sementara sampai terpilihnya Presiden baru dan terbentuknya pemerintahan baru. Oleh karena keputusan yang mendadak, belum diketahui kapan pemilihan umum akan digelar di Mesir. Dewan Jenderal pun belum menyampaikan langkah yang akan dilakukan pada masa transisi ini.

Keputusan mundur Mubarak disambut dengan penuh suka cita oleh masyarakat Mesir. Sepanjang malam mereka turun ke jalan untuk merayakan "kemenangan" atas tirani pemerintahan yang tidak menyejahterakan rakyat dan penuh dengan praktik korupsi.

Rakyat Mesir belum memikirkan siapa selanjutnya yang mereka harapkan untuk memimpin Mesir ke depan. Mereka hanya menginginkan agar pemerintah yang baru menegakkan hukum dan memproses praktik korupsi yang telah merugikan keuangan negara dan menyengsarakan rakyat banyak.

Terutama korupsi Mubarak yang diperkirakan mencapai 36 miliar dollar AS diminta untuk disita oleh negara. Uang yang dirampok dari negara diharapkan dikembalikan kepada negara agar bisa dipakai untuk membangun negeri dan mengangkat kualitas kehidupan masyarakat.

Kita tentunya beryukur bahwa akhirnya akal sehat yang berbicara. Mubarak tidak lagi menggunakan kekerasan untuk menghentikan demonstrasi massa. Ia menyadari bahwa tidak mungkin ia memperpanjang masa kepemimpinan, meski sampai bulan September ketika masa jabatannya berakhir. Rakyat Mesir sudah tidak menghendaki dirinya dan meminta Mubarak turun sejak sekarang juga.

Mubarak tampaknya menyadari bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat. Suara rakyat tidaklah mungkin selamanya bisa  dibungkam. Satu saat mereka pasti akan bangkit untuk memperjuangkan ketidakadilan yang mereka rasakan.

Kita akhirnya harus menyadari bahwa kekuasaan bukanlah untuk kepentingan pribadi atau kelompok saja. Kekuasaan bukan sebuah hak istimewa, tetapi kekuasaan itu adalah sebuah amanah. Kekuasaan harus dipakai untuk kepentingan rakyat, dipakai untuk menyejahterakan kehidupan masyarakat.

Para pemegang kekuasaan harus menyadari bahwa rakyat bukanlah pribadi-pribadi yang hanya bisa menerima. Sekarang ini rakyat mempunyai suara yang tidak kalah lantang. Kekuatan rakyat jika sudah dikecewakan dan kemudian bangkit, tidak mungkin bisa dihentikan dengan kekuatan militer sekali pun.

Selama 18 hari Mubarak mencoba mengintimidasi rakyat. Dengan kekuatan yang ada di tangan, Mubarak mencoba menakut-nakuti rakyatnya. Tidak kurang dari 300 nyawa melayang. Namun rakyat Mesir tetap bergeming dan bahkan mereka lebih berani untuk melawan dan menegakkan keadilan.

Setelah mundurnya Mubarak, kita berharap rakyat Mesir bisa menata kembali kehidupan mereka. Perekonomian yang lumpuh sepanjang dua pekan terakhir harus segera dipulihkan. Rakyat Mesir harus melanjutkan kehidupan dan pembangunan untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Sebagai sebuah kekuatan penting di Timur Tengah, Mesir diharapkan bisa tetap memainkan peran penting untuk menjaga perdamaian di kawasan. Mesir memang merupakan kunci yang bisa membawa Timur Tengah masuk dalam perdamaian, namun sebalik juga bisa membawa ke arah peperangan.

Di sinilah peran dari pemerintahan baru Mesir diharapkan. Mesir bisa mendorong ditegakkannya keadilan di kawasan dan menghindarkan adanya bangsa atau negara yang diperlakukan secara tidak bermartabat.

Selama ini Mesir dianggap terlalu mengikuti apa yang diinginkan oleh Amerika Serikat. Israel melalui AS memang mengharapkan Mesir bersikap netral. Dengan iming-iming bantuan ekonomi AS, Mesir akhirnya sering menutup mata atas perlakuan tidak adil Israel terhadap bangsa-bangsa di sekitarnya.

Kita tentunya mengharapkan Mesir menjadi kekuatan penyeimbang di Timut Tengah. Namun perannya diharapkan lebih aktif terutama dalam mencegah perilaku negara-negara yang merasa dirinya kuat dan biasa melakukan tindakan sewenang-wenang kepada bangsa lain.

Kunci persoalan Timur Tengah tetap terletak pada isu Palestina. Sekarang ini dunia sering melihat perlakuan yang tidak adil kepada bangsa Palestina, sehingga mereka sering menjadi bulan-bulanan. Bahkan Gaza hingga saat ini menjadi wilayah Palestina yang diblokade habis, sehingga membuat rakyatnya hidup sengsara.

Mesir tentunya tidak perlu harus mengangkat senjata dalam memainkan perannya. Namun Mesir harus bisa semua pihak di kawasan untuk meninggalkan jalan kekerasan dan sama-sama membangun perdamaian agar semua bisa menata kehidupan yang lebih aman dan tenteram.

Rakyat Mesir sudah berhasil melakukan revolusi. Semoga revolusi tidak terus bergulir tanpa henti. Akhirnya revolusi harus menghasilkan penataan kehidupan bernegara yang lebih baik dan setelah mundurnya Mubarak semua harus kembali kepada tugas dan tanggung jawabnya untuk membangun terus Mesir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar,baik buruk akan kami terima demi sempurnanya blog ini,tapi tetep jaga kesopanan